Restorative justice dianggap sebagai salah satu perkembangan dan pembaru pada studi ilmu hukum saat ini ternyata tidak terlepas dari peran masyarakat dan budaya yang ada di masyarakat. Hal ini diketahui dari sejarah panjang yang menjadikan konsep restorative justice dapat diterima luas dan menjadi acuan baru dalam penanganan perkara pidana, tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Oleh karena studi dan penelitian ini berupaya menggambarkan bagaimana keterkaitan dan relasi antara restorative justice modern dan model penerapan restorative justice yang dilakukan oleh masyarakat adat. Dalam hal ini masyarakat adat di Majelis Krama Desa Lombok Utara. Penelitian yang termasuk dalam studi sociolegal ini berupaya menggambarkan bagaimana situasi dan penanganan hukum yang ada pada masyarakat adat. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif penelitian ini mendeskripsikan bagaimana penanganan sengketa yang dilakukan secara tradisional sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat. Pada proses penghukuman namun tidak dalam bentuk pemidanaan yang mana juga melibatkan peran aktif masyarakat dan pihak lain yang berwenang dalam upaya penyelesaiannya sehingga ditemukan bahwa upaya penyelesaian sengketa tidak hanya dilakukan pada satu atau dua pihak (korban dan pelaku) semata melainkan juga masyarakat. sebab, pada prosesnya musyawarah atau mediasi bukanlah satu satunya alternatif penyelesaian akan tetapi terdapat beberapa bentuk dan model penyelesaian lainnya seperti: Community Panels Meetings, Family Group Conferencing serta yang juga melibatkan aparat kepolisian dan ahli dengan model hybrid justice.